SI TERINDAH
Sistem Informasi Data Riset & Inovasi Daerah

INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI POTENSI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PAPUA BARAT

RINGKASAN EKSEKUTIF (Executive Summary)

 

Sektor pertanian dalam arti luas, yang mencakup subsektor tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan adalah kekayaan sumberdaya hayati (renewable resources) yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dari status Papua Barat sebagai provinsi miskin. Pengelolaan sektor ini menjadi sangat penting karena sekitar 60% masyarakat Papua Barat hidup dan menguasai sumberdaya hayati. Akan tetapi, sejauh ini kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi masih sangat kecil dibanding sektor pertambangan.

Beberapa permasalahan pokok penyebab masih rendahnya kontribusi sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, diantaranya: (i) program pembangunan yang berbasis pada pemanfaatan sektor tersebut di Papua barat belum terarah/fokus komoditas, berkesinambungan dan menyeluruh dari hulu hingga hilir untuk dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah; (ii) perencanaan dan implementasi program sector pertanian dalam arti luas belum dilakukan secara sinergi dan terintegrasi antar instansi terkait di Papua Barat; (iii) alokasi sumberdaya modal dan anggaran diarahkan pada beragam komoditas tanpa mempertimbagkan tingkat keunggulan dan aspek multiplier efek terhadap aktivitas ekonomi  sektor lain; dan (iv) pengembangan pertanian dalam arti luas di Papua Barat belum berorietansi pasar skala besar.

Di sisi lain dukungan pembiayaan pembangunan melalui APBD, APBN dan Otsus cukup memadai. Sementara itu, terkait dengan tingginya kekayaan keaneragaman sumberdaya hayati, ekosistem, dan kekhasan budaya (kearifan lokal) yang dimiliki, maka Papua Barat berproses untuk menetapkan diri sebagai provinsi konservasi. Fakta ini mengharuskan penerapan prinsip konservasi dalam perencanaan dan pelaksanan pembangunan di Papua Barat agar pemanfaatan sumberdaya dapat dilakukan secara berkelanjutan (lestari).

Untuk ini, sangat diperlukan adanya percepatan pembangunan melalui pengelolaan/pemanfaatan sumberdaya alam yang dimiliki, berdasarkan prinsip efisiensi dan efektivitas dengan syarat harus memperhatikan aspek kelestariannya agar dapat menjamin pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua Barat secara berkelanjutan.

Salah satu aspek penting dalam perencanaan dan implementasi pembangunan untuk mengatasi permasalahan di atas adalah perlunya dukungan data dan informasi komoditas unggulan di Papua Barat. Komoditas unggulan memiliki dimensi keunggulan komparatif dan kompetitif. Suatu komoditas dikatakan memiliki keunggulan komparatif jika komoditas tersebut berproduksi baik di suatu wilayah/zona (layak/sesuai secara teknis) dan menguntungkan secara ekonomi (layak secara ekonomi). Sedangkan keunggulan kompetitif bermakna bahwa komoditas tertentu dari suatu wilayah memiliki harga yang jauh lebih baik di pasar perdagangan komoditas dibanding komoditas yang sama dari tempat lain. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa komoditas tersebut memiliki kelayakan finansial yang tinggi di pasar.

Dengan demikian, pengelolaan komoditas unggulan secara tepat dapat menjamin: (i) kelestarian pemanfaatan sumberdaya karena memiliki kelayakan teknis dan ekonomis, (ii) efektivitas, efisiensi, dan akselerasi karena alokasi sumberdaya modal akan dialokasikan pada aspek tertentu yang teridentifikasi sebagai titik ungkit terkuat/utama, dan (iii) terjadinya sinergi dan integrasi program dan anggaran dari berbagai intansi terkait yang juga menjamin efisiensi dan efektivitas pembiayaan pembangunan daerah.

Kajian pemetaan komoditas unggulan di Papua Barat telah dilakukan melalui pendekatan survey lapangan dan diksusi tim pakar Balitbangda, UNIPA, dan BPTP Papua Barat dengan stake holder di tingkat provinsi dan di setiap Kabupaten/Kota menggunakan empat belas (14) variabel dalam pilar kelayakan teknis, ekonomis dan sosial budaya yang dikembangkan oleh Bappenas.

Studi ini berhasil memetakan komoditas unggulan dari subsektor tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan di setiap Kabupaten/Kota di Papua Barat. Dan strategi yang harus dilaksanakan guna mempercepat dan meningkatkan daya saing komoditas dan tingkat kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Papua Barat. Setiap komoditas menduduki peringkat satu hingga lima berdasarkan tingkat kontribusi faktor-faktor yang menjamin tingkat kelayakan teknis, ekonomis, dan sosial budaya.

Semua komoditas unggulan yang terpetakan di Papua Barat memiliki tingkat keunggulan komparatif dan dapat dapat dikembangkan untuk mencapai tingkat keunggulan kompetitif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing Papua Barat di level nasional dan internasioanl. Untuk ini telah disusun pula isu strategis dan rekomendasi  pengembangan komoditas unggulan berdasarkan karakteristik dari faktor-faktor penyusun tingkat keunggulan dari masing-masing komoditas di setiap kabupaten/kota.

Komoditas unggulan, isu strategis, dan rekomendasi yang disusun untuk setiap kabupaten/kota di Papua Barat, sangat diharapkan nantinya menjadi acuan pemerintah, melalui SKPD terkait dalam merencanakan dan mengembangkan program pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas di Papua Barat. Semua komoditas yang dinilai memiliki keunggulan layak diproduksi/dikembangkan. Prioritas pilihan komoditas untuk dikembagkan di Papua Barat selayaknya didasarkan pada urutan peringkat keunggulan yang dimiliki. Komoditas pertanian yang berperan untuk ketahanan pangan pokok tentunya layak diproduksi, meskipun kurang komersil.

REKOMENDASI 

Berdasarkan daftar rekomendasi ditingkat kabupaten/kota kemudian dilakukan penampisan menjadi beberapa rekomendasi tingkat provinsi dan diurutkan berdasarkan frekuensi kesamaan sebagaimana dijabarkan di bawah ini :

  1. Penciptaan iklim usaha

Pemerintah dan dunia usaha perlu mengembangkan langkah-langkah strategis yang bersifat inovatif dalam memberdayakan masyarakat yang mengusahakan Komoditas unggulan dengan menumbuhkan lingkungan usaha yang kondusif dan memberikan dukungan penguatan agar mampu bersaing secara regional, nasional dan global.

  1. Bisnis plan bagi Komoditas fokus provinsi

Pengembangan komoditas unggulan perlu dilakukan kebijakan penyusunan Bisnis Plan pengembangannya agar komoditas fokus provinsi  yang telah direkomendasikan pada penelitian ini dapat dikembangkan berdasarkan kluster pengembangan.

  1. Pengembangan supporting sistem

Pengembangan sistem pendukung merupakan langkah strategis yang diperlukan agar mempermudah, memperlancar, dan memperluas akses komoditas unggulan kepada sumberdaya produktif agar mampu memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumberdaya lokal serta menyesuaikan skala usahanya sesuai dengan tuntutan efisiensi.

  1. Pengembangan kewirausahaan

Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif produk menjadi strategis untuk dilaksanakan guna mengembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha masyarakat.

  1. Pengembangan sentra agribisnis dan agroindustri

Sektor pertanian sebagai sektor basis di Provinsi Papua Barat, sehingga untuk meningkatkan perekonomian daerah kebijakan perlu diarahkan pada pemberdayaan UMKM yang bergerak dalam sektor ini.

  1. Pembentukan klaster usaha

Tujuan dari pengembangan komoditas Unggulan di Provinsi Papua Barat menurut hasil pendapat responden ahli adalah peningkatan daya saing produk. Untuk tujuan tersebut maka kebijakan pengembangan yang harus ditempuh adalah kebijakan pembentukan klaster inti daerah dengan menetapkan produk unggulan daerah.

  1. Pengembangan pola kemitraan dan permodalan bagi usaha komoditas unggulan di Papua Barat

Masalah permodalan merupakan salah satu masalah yang seringkali menghambat perkembangan Khusus untuk kondisi di Papua, bila dilihat dari sisi penawaran maupun sisi permintaan, permasalahan penyaluran kredit di sebabkan oleh beberapa hal (Landiyanto, 2006) , yaitu: sisi penawaran dan sisi permintaan.  

link full LHP

Facebook
Twitter
LinkedIn